Setiap kehidupan punya jalan cerita yang berbeda. Hakikat kehidupan sudah tertulis dari manusia menjadi segumpal daging.
Tertulis semua dalam takdir hidup setiap helan nafas yang dihembuskan dan dihirup menjadikan hal yang vital dalam renung kehidupan.
Tidak tahu sampai kapan, menjadikan manusia hanya dapat menunggu, menjalani takdir alur hidup yang selalu pasang surut selayaknya air laut yang mengikuti pergerakan bumi terhadap bulan, entah sampai kapan kesedihan hanya mendatangkan derita luka, sakit dalam hidup ini, hanya air mata yang dapat dijadikan tumbal atas semua beban.
Berharap kebebasan yang dapat dijadikan sandaran meredam luka dengn berdiam diri menyaksikan cerita hidup.
Kehidupan bukan hal yang dijadikan tumpuan bukan hal yang harus dihadapi, jadikan ini tantangan dalam hidup selayaknya drama seri yang memiliki ribuan episode yang tidak tahu akhir dari cerita.
Hidup yang hanya diberikan satu kali, jadikanlah semua perjalanan penting dalam menyikapi dinamika hidup yang hanya satu kali ini dengan ketulusan, kejujuran, dan tentu juga kebaikan harapan, cita, dan cinta menjadi bumbu pemanis dalam resep hidup.
Teruslah menumpuk kebaikan yang mendatangkan kebahagian menjadikan orang yang disekitar kita juga ikut bahagia apa yang bisa kita lakukan.
Jangan pernah gelap mata akan ujian hidup, siapa yang tidak butuh kemewahan, siapa yang tidak mau hidup senang, dan siapa yang tidak mau hidup bergelimang harta.
Pepetah mengatakan jangan pernah besar pasak dari pada tiang, kesesuaian yang dimiliki juga harus sejalan dengan yang didapat. Hiduplah dengan kesesuain diri, lihat ke cermin yang tidak pernah berbohong akan bentuk rupa diri semua terlihat apa adanya kita jujur dalam berkata, berbuat dan bertindak.
Tanyakan hati nurani diri, apa semua hal yang dilakukan itu adalah benar renungkanlah.
Kita bisa belum tentu mampu, tapi kegigihan dan terus berusaha menjadi tombak dalam hidup tidak akan menyerah, tidak akan jatuh, dan tidak ada kata terlambat dalam mencoba motivasi terbesar dalam hidup untuk menjadi sukses dengan baik, menjadi baik dengan kesuksesan, menjadi pribadi yang kuat, seperti karang yang menghadapi ombak laut yang ganas.
Hambatan akan selalu ada, hadapi semua dengan hati kuat dan keteguhan prinsip yang kita dapat adalah hasil dari buah perjuangan manis, asin, pahitnya hidup menjadi rasa lezat dari kehidupan.
Namun pada akhirnya, akupun masih bertanya, “sejauh mana pikiranku menjalankan peran sastra prolog dalam menyelesaikan ujian ini.? “
𝙋𝙀𝙉𝙐𝙇𝙄𝙎 : 𝙁𝙍
https://www.facebook.com/reel/1748344199421292/?app=fbl
Catatanhukum.code.blog 